Asaku Tentang Dirinya.
Aku begitu sangat mengenal dirinya, dan aku juga sangat tau tentangnya. Tapi, inikah balasannya ketika aku tak mampu dengannya yang penuh dengan kesenangan. Memang, diri ini tak pernah mampu. Tak pernah mampu untuk bergaya seperti orang kota, tak pernah mampu untuk bisa seperti mereka. Karna aku hanya seorang gadis desa yang tak punyai apa-apa. Hati ini beritu sakit ketika kau menghiraukanku, mengahmpiriku hanya ketika kau mau. Seolah, aku menangis di dalam hati dan tak ada yang tau. Apakah aku yang terlalu bodoh yang merasa aku dibutuhkannya? Atau mungkin dia yang terlalu pintar karena bisa memanfaatkan diriku dengan seolah-olah aku sangat disanjungnya? Aku capek ketika semua ini harus terulang lagi dan lagi. Aku bosan, aku penat, dan aku lelah. Sejak SD aku slalu menjadi bahan pembulian, SMP, bahkan sekarang di masa-masa putih abu-abu ini, aku juga harus merasakan hal yang sama seperti dulu? Aku kira, memang tak ada yang tulus menyayangiku selain orang tua dan saudaraku. Cukup sudah semua ini berlalu. Jika memang aku harus sendiri menjalani hidup ini, akan kuterima. Karena memang, aku telah terbiasa dengan kesendirian dan individualis ini. Aku tegar, dan aku berusaha untuk mampu meskipun beribu orang akan meninggalkanku. Karena aku telah putus asa untuk mengerti semua tentangnya. Biarlah kita lalui jalan kita masing-masing. Dan ingatlah, aku bukan mengajak untuk berperang atau memutuskan hubungan. Aku hanya tersadar, jika semua ini memang tak layak untuk kudapatkan. Dan aku telah lelah dengan semua yang kulakukan, karena semuanya hanya dibalas dengan kesakitan. Bukannya aku menuntut, dan bukan juga aku mengharapkan balasan. Tapi, apakah pernah dia memikirkan perasaan ini? Aku juga manusia yang mempunyai hati. Dan ketika hati ini terluka, lalu berdarah, maka hati ini juga merasakan kesakitan yang luar biasa. Dan aku akan menempuh jalanku sendiri, meski tanpamu bersamaku. Sampai bertemu di ujung jalan nanti dengan berjuta kerinduan yang mendalam.
Comments
Post a Comment