Perpisahan awal dari kebahagiaan
Perpisahan. Sangatlah berat untuk menjalani sebuah perpisahan. Saat kita sudah nyaman dengan keadaan, sebuah perpisahan membuatnya hilang dalam sekejap. Air mata. Begitu banyak air mata yang tercucur saat kita menghadapi sebuah perpisahan. Kesedihan, keperihan, dan seakan kita ingin cepat-cepat melewati semua ini, atau mengulang kesenangan yang telah kita lalui. Hati kita begitu berat saat menghadapi sebuah perpisahan. Kaki kita begitu sangat sulit untuk melangkah dan meninggalkan sebuah kebahagiaan kecil yang ada di hadapan kita. Mata kita begitu sangat enggan untuk melihat sisi lain selain kebahagiaan kecil itu. Dan muka kita seakan tak ingin perpaling dari hadapan kebahagiaan itu. Mulut kita begitu sangat berat untuk mengucapkan "Semalat tinggal". Seakan-akan, kita ingin teriak sekeras-kerasnya untuk mengungkapkan semua kepedihan dan keperihan yang tersimpan dalam hati kita. Dan jika boleh, ingin sekali rasanya kembali pada sebuah kebahagiaan dulu yang telah kita lalui. Tapi, kita bisa apa? Kita terlalu kecil dan lemah untuk melawan semua takdir ini. Semuanya telah diatur oleh sang pencipta. Yang bisa kita jalani sekarang hanyalah ikhlas menerima semuanya. Wajar bila air mata kita menetes, dan wajar bila kita merasakan kesedihan. Tapi jangan pernah menyalahkan keadaan dan terlalu menikmati kepedihan. Bangkit dari keterpurukan,terus berjalan menghadapi hidup, dan percayalah, ini adalah awal kebahagiaan kita, karena setiap kali Allah memberikan sebuah perpisahan, Allah telah menyiapkan pertemuan yang lebih indah dari sekarang.
Comments
Post a Comment